Jumat, 26 Mei 2017

Menuntut Ilmu Untuk Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat




يَرْفَعِ اللهِ الّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُم وَالَذِيْنَ اُوتُوا العِلْمَ دَرَجَات
Artinya: “Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat” (al-Mujadilah 11)
Rasulullah SAW bersabda :
طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم (رواه البيهقى و ابن عدى
Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam.” (HR. Baihaqi dan Ibn ‘Adi)
Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah !
Alhamdulillah kita ucapkan kepada Allah, yang telah mempertemukan kita di Mesjid yang mulia ini dalam keadaan sehat wal afiat, dalam rangka melaksanakan perintah Allah; yaitu shalat Jumat berjamaah.  
Shalawat serta salam kita hadiahkan kepada baginda Rasulullah Saw. yang telah membawa Risalah Islam untuk seluruh manusia.Yang dengan melaksanakan Islam-hanya bersumber  Al Quran dan Sunnah, kita pasti masuk surga. Amin ya Robbal ‘Alamin!
Adapun judul khutbah saya kali ini adalah  MENUNTUT ILMU UNTUK KEBAHAGIAAN DUNIA DAN AKHIRAT.
 
Dalam kitab Ta’lim Muta’allim disebutkan bahwa ilmu terbagi dua yaitu:
1. Ilmu Haal
2. Ilmu Ghairu Haal

Yang Pertama ilmu Haal
Yaitu ilmu yang seketika itu mesti digunakan lalu diamalkan ketika berumur baligh, misalnya ilmu Fiqih dan ilmu Tauhid atau umumnya disebut Ilmu Agama. Dalam ilmu Fiqih misalnya dipelajari ilmu Ubudiyah/Ibadah dan ilmu Muamalah/Duniawiyah.

Dalam ilmu Ubudiyyah/Ibadah misalnya dipelajari tata cara shalat beserta syarat dan rukunnya, cara berwudhu dan sebagainya. Dan ini menjadi hak prerogative Allah dan Rasulnya. Ibadah ini telah diatur dari A-Z oleh Allah dan Rasulnya. Tidak boleh ada kreatifitas manusia didalamnya. Ibadah tidak boleh diciptakan yang baru oleh manusia. Tidak boleh ditambahi atau dikurangi. Dalam Ibadah manusia harus sesuai dengan Al Quran dan Sunnah. Ibadah adalah sesuatu yang kita kerjakan dan kita mengharapkan pahala atau kedekatan kepada Allah.
Ilmu Ibadah yang menjadi dasar pengamalan adalah adanya PERINTAH, bukan berdasarkan ada tidaknya LARANGAN.
Shalat Zuhur 4 rakaat, maka kita kerjakan 4 rakaat karena perintahnya begitu. Kalau kita kerjakan 6 rakaat; tidak boleh, karena perintahnya 4 rakaat. Apakah ada larangan mengerjakan shalat 6 rakaat. Sampai kiamat kita takkan ketemu dalilnya.

Kita naik Haji ke Mekkah, karena perintahnya seperti itu. Naik Haji ke Karbala, tidak dibenarkan. Kalau kita cari dalil apakah ada larangan naik Haji ke Karbala, maka kita tidak akan ketemu dalilnya.
 Jadi untuk ibadah yang menjadi dasar peaksanaannya adalah adanya dalil perintah, bukan dalil laranga.

Dalam ilmu Muamalah dipelajari tentang barang-barang- jual beli,  riba dan seterusnya dan juga pergaulan atau urusan duniawi. Dan ini dibuka seluas-luasnya kreatifitas manusia utuk memudahkan hidup mereka di dunia. Rasul bersabda “ ANTUM A’LAMU BI – UMURIDDUNYAKUM “ =  “KAMU LEBIH TAHU URUSAN DUNIAMU”
Dan dalil tentang urusan duniawi dalah LARANGAN. Kerjakan semua kebaikan dalam urusan duniawi seperti tegnologi diberbagai bidang, pergaulan antar manusia, jual beli dan sebagainya. Kerjakan sesuai dengan perinsip-prinsip dasar Islam. Dan tinggalkan jika ada dalil yang melarangnya.
Contoh, jual beli halal. Tapi tingglkan kecurangan karena adal LARANGAN untuk berbuat curang.

Kemudian dalam ilmu Tauhid yang dipelajari adalah mengenai ke-Esaan Allah beserta sifat-sifat-Nya, kepercayaan kepada Malaikat, kitab-kitab Allah, para Rasul, hari kiamat dan kepastian baik dan buruk dari Allah. Demikian seterusnya secara bertahap, karena ilmu hal hukumnya wajib diamalkan sepanjang hidup.

Menuntut Ilmu Ibadah atau Agama inilah yang penting kita lakukan seumur hidup karena ini dasar; apakah kita ke surge atau ke neraka.

Yang kedua adalah ilmu Ghairu Haal
Yaitu ilmu yang berfungsi sebagai ilmu kelengkapan hidup, misalnya ilmu kedokteran, ilmu kemasyarakatan, dan ilmu-ilmu lain yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah !
Ilmu memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Suatu negara tidak akan maju kalau penduduknya masih terbelakang dalam ilmu pengetahuan. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Jepang dan lain-lain adalah negara-negara yang penduduknya telah maju dalam bidang ilmu pengetahuan. Berkat kemajuan ilmu mereka maju pula negaranya.

Pada zaman dahulu, Islam pernah menjadi jaya karena menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Ketika itu lahirlah ilmuan-ilmuan Islam dari segala bidang, misalnya dalam bidang hukum kita mengenal Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Hambali dan Imam Malik.
Dalam bidang Tauhid misalnya Abu Hasan al-‘Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi. Dalam bidang kedokteran misalnya; Ibn Sina, ilmu pasti dan Astronomi yaitu al-Khawarizmi, dalam ilmu Kimia Ibnu Hayyan, dalam ilmu sejarah; Ibnu Khaldun, dalam ilmu filsafat yaitu Ibnu Rusyd. Dan lain sebagainya.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah !
Ilmu Haal dan ilmu Ghairu Haal adalah demi kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tidak lengkap bila bahagia di dunia tapi tidak bahagia di akhirat.
Sebaliknya kurang lengkap bila bahagia di akhirat tapi tidak bahagia di dunia.
Yang paling baik adalah “bahagia di dunia dan bahagia di akhirat” sebagaimana firman Allah swt:
وَابْتَغِ فِيْمَا آتَاكَ اللهُ الدَّارَ الآخرةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia” (al-Qashash:77)
Karakter Muslim: Iman, Ilmu, Taqwa dan Akhlakukarimah.
Mengenai iman dan ilmu, Allah swt berfirman:

يَرْفَعِ اللهِ الّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُم وَالَذِيْنَ اُوتُوا العِلْمَ دَرَجَاتِ
Artinya : “Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (al-Mujadilah 11)
Mengenai taqwa Allah swt berfirman:
اِنّ اَكْرَمَكُم عِنْدَ اللهِ اتْقَاكُم
Artinya : “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa”. (al-Hujurat:13)

Orang-orang yang beriman, berilmu dan bertaqwa, pastilah memiliki akhlak yang mulia karena pada hakikatnya Rasulullah saw diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
اِنَّمَا بُعِثْتُ لاُتَمِّمَ مَكَارِمَ الاَخْلاَق
“Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”
Oleh karena itu ; Buat apa pintar ilmu pengetahuan tapi akhlaknya tidak baik, lebih baik biasa-biasa saja tapi akhlaknya mulia.

Tapi yang paling baik adalah orang yang pintar dan berakhlak mulia.
Demikianlah Khutbah yang singkat kali ini.....









Tidak ada komentar:

Posting Komentar