Jumat, 26 Mei 2017

Ummat Islam saat ini




وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيۡ‍ٔٗاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ٥٥

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS.An Nur: 55)

Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah.
Marilah kita bersyukur kehadirat Allah SWT.yang telah menganugrahkan Iman dan Islam kepada kita dan juga –yang telah memberi kesehatan dan kesempatan kepada kita, hingga kita bisa hadir di Mesjid yang kita cintai ini dalam rangka melaksanakan kewajiban; yaitu shalat Jumat berjamaah.
Shalawat serta salam kita hadiahkan kepada Rasulullah SAW. yang telah meninggalkan 2 pedoman bagi kita ; yang jika kita berpedoman kepada ke-2 nya maka kita tidak akan tersesat selamanya-yaitu Al Quran dan sunnah.
Dan marilah kita senantiasa menigkatkan Taqwa kita kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhkan diri dari apa-apa yang dilarangnya.

Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah.
Adapun Judul Khutbah kita kali ini adalah : UMAT ISLAM SAAT INI

Karena itu tidak ada salahnya  kita mengingat kembali pesan yang telah Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam sampaikan ± 14 abad yang lalu, YAITU  tentang sebuah kondisi yang akan menimpa umat Islam, dimana pada saat itu mereka akan dihinakan, direndahkan, dinjak-injak, dikejar- kejar seperti binatang, dibunuh tanpa belas kasihan.
Padahal mereka, kaum muslimin pada masa Rasulullah, shahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in, mereka hidup dengan mulia dan terhormat, mereka menjadi mulia dengan keislaman mereka.
Padahal mereka sebelumnya adalah kelompok-kelompok yang mulia, kelompok yang kuat dan kelompok yang dikenal keberaniannya, yang apabila musuh-musuh mendengar nama-nama mereka maka timbullah rasa takut dalam hati mereka.
Padahal mereka sebelumnya di bawah Dinasty Umayyah pernah menguasai Spanyol +- 600 tahun.
Padahal mereka sebelumnya di bawah Dinasty Turki Usmaniyah pernah menguasai Eropa Timur +- 700 tahun.
Padahal mereka sebelumnya di bawah Dinasty Mughol pernah mengusai
India +- 300 tahun lamanya.
Padahal mereka sebelumnya adalah penemu-penemu dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Namun, apabila kita melihat kondisi kaum muslimin sekarang, maka kita akan bertanya, dimanakah kemuliaan itu? yang telah Allah janjikan dalam firmanNya surat An-Nur ayat 55 di atas, dan dimanakah kekuatan dan keberanian yang pernah ada? maka jawabnya, semuanya sudah hilang, semuanya kini hanya menjadi sebuah kenangan dan menjadi sebuah cerita.  

Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Setelah kita melihat sekilas sejarah masa lampau, maka secara sadar atau tidak sadar sebuah pertanyaan yang harus kita jawab yaitu: “Apa penyebab yang menjadikan umat Islam pada saat sekarang ini dihinakan, diinjak-injak, dikejar-kejar sperti binatang, bahkan dibunuh tanpa kasihan?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut marilah kita ingat-ingat kembali sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam ± 14 abad yang silam.

“Hampir tiba saatnya persatuan bangsa-bangsa mengerubut atas kamu sekalian seperti bersatunya orang-orang mengerubut makanan yang ada di atas nampan. Ada sahabat bertanya: apakah karena sedikitnya jumlah kita pada masa itu? Beliau bersabda: Bahkan jumlah kalian pada masa itu banyak. Tetapi kalian pada saat itu bagaikan buih seperti buih banjir. Dan Allah akan mencabut dari dada-dada musuh kalian (rasa) ketakutan kepada kalian, dan Dia akan memasukkan ke dalam hati-hati kalian al-wahan. Lalu shohabat bertanya: Ya Rasul apakah al-wahan itu? Beliau bersabda: cinta dunia dan takut mati” (HR. Baihaqi, hadist hasan).
Dan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
“Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah (riba)  dan kalian mengambil ekor sapi (sibuk dengan peternakan) dan kalian merasa lega dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menurunkan kehinaan bagi kalian. Dan Allah sekali-kali tidak akan melepaskannya, kecuali jika kembali kepada agama kalian”. (HR. Abu Dawud hadist shahih).

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Pada masa sekarang ini kita sering mendengar dan melihat slogan-slogan Islami yang setidaknya dapat membesarkan hati kita sebagai umat Islam. Namun pada sisi lain kita harus ingat bahwa memperjuangkan Islam itu tidak hanya sebatas slogan-slogan yang dipampang dikeramaian umum, sehingga setiap orang dapat melihat dan membaca, dan dalam memperjuangkan Islam ini tidak cukup hanya dengan menulis spanduk-spanduk, selebaran-selebaran dan lain sebagainya. Kita sebagai muslim harus sadar bahwa memperjuangkan Islam, untuk mengembalikan kemuliaan Islam dan muslimin kita dituntut untuk memperjuangkan Islam dengan perjuangan yang haqiqi, dengan mencurahkan tenaga yang ada, dengan mengorbankan harta benda bahkan lebih besar dari itu kita dituntut juga untuk mengorbankan jiwa kita, dengan kata lain kita dituntut untuk berjihad fii sabiilillah.

Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Berjihad di jalan Allah inilah yang dapat menjadikan umat Islam umat yang mulia, umat yang dihormati, umat yang dikenal dengan keberanian yang ditakuti oleh lawan. Dan inilah kunci mengapa pada generasi pertama Islam, kaum muslimin menjadi umat yang kuat dan umat yang ditakuti, tidak lain jawabnya adalah bahwa dikarenakan mereka menjadikan jihad sebagai jalan hidup mereka. Mereka sangat cinta jihad dan mereka sangat merindukan gugur sebagai syuhada’, sehingga dikarenakan kecintaan mereka yang sangat besar terhadap jihad, didapati di antara mereka yang tidak mempunyai harta benda kecuali pedang dan seekor kuda perang yang keduanya digunakan untuk berjihad di jalan Allah.

Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Dan sebaliknya apabila kita sudah melupakan jihad, kita disibukkan dengan masalah-masalah keduniaan, di antaranya kita sibuk dengan perdagangan dengan peternakan dan dengan pertanian atau perkebunan, dan dengan kesibukan itu semua kita meninggalkan jihad di jalan Allah, sehingga hari-hari kita habis atau hanya diisi dengan kesibukan untuk menghitung-hitung kekayaan yang kita miliki. Apabila semua ini ada pada diri kita, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kita, yang kehinaan itu tidak akan Allah cabut kecuali apabila kita kembali kepada agama kita, dan Allah pun akan mencabut dari dada-dada musuh-musuh kita rasa takut kepada kita, dan semua ini akan atau bahkan telah terjadi sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam , sebagai pesan buat kita selaku umatnya.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah.
Mari kita simak firman Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman dalam surat At-Taubah ayat 24:

قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ ٢٤

“Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”

Dari penjelasan khutbah ini, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa: Pertama: Kemuliaan kaum muslimin akan tetap ada apabila kaum muslimin mau kembali untuk berpegang teguh kepada agamanya, dengan berjihad di jalan Allah membela agamaNya.
Kedua: Kemuliaan tersebut akan hilang apabila kaum muslimin telah disibukkan dengan kenikmatan dunia sehingga dengan gemerlapnya kenikmatan dunia ini menjadikan mereka lalai untuk berjihad di jalan Allah lii i’la i kalimatillah.
Ketiga: Dan apabila kaum muslimin sudah melupakan jihad, maka Allah akan menghinakan mereka di hadapan umat yang lain dan Allah akan mencabut dari dada-dada musuh kaum muslimin rasa takut kepada mereka.
Keempat: Untuk mengembalikan kemuliaan tersebut adalah dengan kembali kepada Agama, sehingga kaum muslimin dapat hidup dengan hidup yang mulia dan apabila mati, matipun dalam keadaan mulia pula.

Akhir dari khutbah ini, kita selalu berharap kepada Allah, agar Allah senantiasa memberikan kepada kita keteguhan untuk selalu berjalan di atas dienNya, dan agar Allah selalu memberikan kemuliaan kepada kaum muslimin kapan dan dimanapun kaum muslimin berada.



                                                                                                                                                                                  

Menuntut Ilmu Untuk Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat




يَرْفَعِ اللهِ الّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُم وَالَذِيْنَ اُوتُوا العِلْمَ دَرَجَات
Artinya: “Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat” (al-Mujadilah 11)
Rasulullah SAW bersabda :
طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم (رواه البيهقى و ابن عدى
Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam.” (HR. Baihaqi dan Ibn ‘Adi)
Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah !
Alhamdulillah kita ucapkan kepada Allah, yang telah mempertemukan kita di Mesjid yang mulia ini dalam keadaan sehat wal afiat, dalam rangka melaksanakan perintah Allah; yaitu shalat Jumat berjamaah.  
Shalawat serta salam kita hadiahkan kepada baginda Rasulullah Saw. yang telah membawa Risalah Islam untuk seluruh manusia.Yang dengan melaksanakan Islam-hanya bersumber  Al Quran dan Sunnah, kita pasti masuk surga. Amin ya Robbal ‘Alamin!
Adapun judul khutbah saya kali ini adalah  MENUNTUT ILMU UNTUK KEBAHAGIAAN DUNIA DAN AKHIRAT.
 
Dalam kitab Ta’lim Muta’allim disebutkan bahwa ilmu terbagi dua yaitu:
1. Ilmu Haal
2. Ilmu Ghairu Haal

Yang Pertama ilmu Haal
Yaitu ilmu yang seketika itu mesti digunakan lalu diamalkan ketika berumur baligh, misalnya ilmu Fiqih dan ilmu Tauhid atau umumnya disebut Ilmu Agama. Dalam ilmu Fiqih misalnya dipelajari ilmu Ubudiyah/Ibadah dan ilmu Muamalah/Duniawiyah.

Dalam ilmu Ubudiyyah/Ibadah misalnya dipelajari tata cara shalat beserta syarat dan rukunnya, cara berwudhu dan sebagainya. Dan ini menjadi hak prerogative Allah dan Rasulnya. Ibadah ini telah diatur dari A-Z oleh Allah dan Rasulnya. Tidak boleh ada kreatifitas manusia didalamnya. Ibadah tidak boleh diciptakan yang baru oleh manusia. Tidak boleh ditambahi atau dikurangi. Dalam Ibadah manusia harus sesuai dengan Al Quran dan Sunnah. Ibadah adalah sesuatu yang kita kerjakan dan kita mengharapkan pahala atau kedekatan kepada Allah.
Ilmu Ibadah yang menjadi dasar pengamalan adalah adanya PERINTAH, bukan berdasarkan ada tidaknya LARANGAN.
Shalat Zuhur 4 rakaat, maka kita kerjakan 4 rakaat karena perintahnya begitu. Kalau kita kerjakan 6 rakaat; tidak boleh, karena perintahnya 4 rakaat. Apakah ada larangan mengerjakan shalat 6 rakaat. Sampai kiamat kita takkan ketemu dalilnya.

Kita naik Haji ke Mekkah, karena perintahnya seperti itu. Naik Haji ke Karbala, tidak dibenarkan. Kalau kita cari dalil apakah ada larangan naik Haji ke Karbala, maka kita tidak akan ketemu dalilnya.
 Jadi untuk ibadah yang menjadi dasar peaksanaannya adalah adanya dalil perintah, bukan dalil laranga.

Dalam ilmu Muamalah dipelajari tentang barang-barang- jual beli,  riba dan seterusnya dan juga pergaulan atau urusan duniawi. Dan ini dibuka seluas-luasnya kreatifitas manusia utuk memudahkan hidup mereka di dunia. Rasul bersabda “ ANTUM A’LAMU BI – UMURIDDUNYAKUM “ =  “KAMU LEBIH TAHU URUSAN DUNIAMU”
Dan dalil tentang urusan duniawi dalah LARANGAN. Kerjakan semua kebaikan dalam urusan duniawi seperti tegnologi diberbagai bidang, pergaulan antar manusia, jual beli dan sebagainya. Kerjakan sesuai dengan perinsip-prinsip dasar Islam. Dan tinggalkan jika ada dalil yang melarangnya.
Contoh, jual beli halal. Tapi tingglkan kecurangan karena adal LARANGAN untuk berbuat curang.

Kemudian dalam ilmu Tauhid yang dipelajari adalah mengenai ke-Esaan Allah beserta sifat-sifat-Nya, kepercayaan kepada Malaikat, kitab-kitab Allah, para Rasul, hari kiamat dan kepastian baik dan buruk dari Allah. Demikian seterusnya secara bertahap, karena ilmu hal hukumnya wajib diamalkan sepanjang hidup.

Menuntut Ilmu Ibadah atau Agama inilah yang penting kita lakukan seumur hidup karena ini dasar; apakah kita ke surge atau ke neraka.

Yang kedua adalah ilmu Ghairu Haal
Yaitu ilmu yang berfungsi sebagai ilmu kelengkapan hidup, misalnya ilmu kedokteran, ilmu kemasyarakatan, dan ilmu-ilmu lain yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah !
Ilmu memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Suatu negara tidak akan maju kalau penduduknya masih terbelakang dalam ilmu pengetahuan. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Jepang dan lain-lain adalah negara-negara yang penduduknya telah maju dalam bidang ilmu pengetahuan. Berkat kemajuan ilmu mereka maju pula negaranya.

Pada zaman dahulu, Islam pernah menjadi jaya karena menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Ketika itu lahirlah ilmuan-ilmuan Islam dari segala bidang, misalnya dalam bidang hukum kita mengenal Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Hambali dan Imam Malik.
Dalam bidang Tauhid misalnya Abu Hasan al-‘Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi. Dalam bidang kedokteran misalnya; Ibn Sina, ilmu pasti dan Astronomi yaitu al-Khawarizmi, dalam ilmu Kimia Ibnu Hayyan, dalam ilmu sejarah; Ibnu Khaldun, dalam ilmu filsafat yaitu Ibnu Rusyd. Dan lain sebagainya.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah !
Ilmu Haal dan ilmu Ghairu Haal adalah demi kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tidak lengkap bila bahagia di dunia tapi tidak bahagia di akhirat.
Sebaliknya kurang lengkap bila bahagia di akhirat tapi tidak bahagia di dunia.
Yang paling baik adalah “bahagia di dunia dan bahagia di akhirat” sebagaimana firman Allah swt:
وَابْتَغِ فِيْمَا آتَاكَ اللهُ الدَّارَ الآخرةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) dunia” (al-Qashash:77)
Karakter Muslim: Iman, Ilmu, Taqwa dan Akhlakukarimah.
Mengenai iman dan ilmu, Allah swt berfirman:

يَرْفَعِ اللهِ الّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُم وَالَذِيْنَ اُوتُوا العِلْمَ دَرَجَاتِ
Artinya : “Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (al-Mujadilah 11)
Mengenai taqwa Allah swt berfirman:
اِنّ اَكْرَمَكُم عِنْدَ اللهِ اتْقَاكُم
Artinya : “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa”. (al-Hujurat:13)

Orang-orang yang beriman, berilmu dan bertaqwa, pastilah memiliki akhlak yang mulia karena pada hakikatnya Rasulullah saw diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
اِنَّمَا بُعِثْتُ لاُتَمِّمَ مَكَارِمَ الاَخْلاَق
“Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”
Oleh karena itu ; Buat apa pintar ilmu pengetahuan tapi akhlaknya tidak baik, lebih baik biasa-biasa saja tapi akhlaknya mulia.

Tapi yang paling baik adalah orang yang pintar dan berakhlak mulia.
Demikianlah Khutbah yang singkat kali ini.....









Sabtu, 23 Januari 2016

Peranan Pemuda dalam mengisi Kemerdekaan



Khutbah Hai :
PERANAN PEMUDA DALAM MENGISI KEMERDEKAAN
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ  
اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ


Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". (Ibrahim:7)

Sidang Jumat Rahimakumullah

Marilah kita bersyukur kehadirat Allah SWT.yang telah menganugrahkan Iman dan Islam kepada kita dan juga –yang telah memberi kesehatan dan kesempatan kepada kita, hingga kita bisa hadir di Mesjid yang kita cintai ini dalam rangka melaksanakan kewajiban; yaitu shalat Jumat berjamaah.
Shalawat serta salam kita hadiahkan kepada Rasulullah SAW. yang telah meninggalkan 2 pedoman bagi kita ; yang jika kita berpedoman kepada ke-2 nya maka kita tidak akan tersesat selamanya-yaitu Al Quran dan sunnah.
Dan marilah kita senantiasa menigkatkan Taqwa kita kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhkan diri dari apa-apa yang dilarangnya.

Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah.
Adapun Judul Khutbah kita kali ini  adalah: 
PERAN PEMUDA DALAM MENGISI KEMERDEKAAN
Hari ini adalah Jumat terahkir pada bulan Syawal tahun ini. Artinya kita telah meninggalkan bulan suci Ramadhan, satu bulan lamanya. Mudah-mudahan target menjadi Taqwa yang kita capai pada bulan Ramadhan masih terus kita laksanakan dalam kehidupan.Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa khusus bagi bangsa Indonesia.Tujuh puluh tahun yang lalu, tepatnya di hari suci, hari Jum’at dan di bulan suci, bulan Ramadhan, persis tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Perjuangan panjang para pendahulu bangsa ini yang nota bane kaum muslimin, berjuang sabilillah melawan penjajah, dibawah teriakan takbir Allahu Akbar, mereka melawan kaum kuffar, dibawah bendera laa ilaaha illa Allah mereka berkorban jiwa dan raga, banyak dari mereka yang menjadi syuhada’. Sehingga Allah swt memberikan nikmat kemerdekaan kepada bangsa ini.
Umat Islam yang berjumlah mayoritas di negeri ini sudah seharusnya mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Mensyukuri kedaulatan dengan pembangunan dan persatuan. Ini menjadi bukti penghargaan kepada para pendahulu bangsa ini, sekaligus agar Allah swt menambah nikmat-nikmatnya kepada bangsa ini. Bukankah Allah swt pasti menambah nikmat-Nya bagi siapa saja yang bersyukur?
Sebagaimana Firman Allah yang kita baca diatas:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". (Ibrahim:7)

Hadirin Rahimakumullah

Seperti yang telah kita ketahui  bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan, Pemuda berperan aktif sebagai ujung tombak untuk membebaskan Bangsa Indonesia  dari belenggu para penjajah menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Catatan sejarah bangsa ini menempatkan peran pemuda sebagai pilar dan motor untuk mencapai kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Di mulai dari Budi Utomo tahun 1908, Sumpah pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945.

Bertolak belakang dari sejarah masa lalu bangsa ini yang menggambarkan peran penting pemuda Indonesia dalam merebut kemerdekaan, generasi muda zaman sekarang hidup dengan aman dan bebas tidak ada tekanan bahkan peperangan. Dalam menuntut ilmu pun tidak membeda-bedakan antara anak bangsawan dan anak rakyat jelata, semuanya sama, sama – sama anak bangsa Indonesia.

Ternyata peran pemuda di era setelah kemerdekaan pun masih sangat diperlukan, pemuda mempunyai fungsi dan peran yang strategis  dalam hal pembaharuan dan pembangunan bangsa . sehingga perlu di kembangkan potensi dan peran dari pemuda itu sendiri.
Untuk meningkatkan potensi dan peran para pemuda  di perlukan kesadaran diri dari individu itu sendiri

Sehingga yang dibutuhkan dari peran generasi muda zaman sekarang dalam mengisi kemerdekaan adalah dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif, misalnya patriot bangsa yang jarang diperhatikan publik seperti generasi muda yang aktif di organisasi sekolah, seperti PMR, OSIS, Pramuka, Paskibra dan lain sebagainya. Mereka Patut dianggap sebagai patriot bangsa yang mengisi kemerdekaan dengan karya nyata yang positif tidak hanya sekedar omong kosong yang tidak ada arti dan bukti nyatanya.

Selain itu kiranya tidak salah jika dalam mengisi kemerdekaan para pemuda diharapkan dapat menjadi agent of social change (Agen perubahan sosial) ,  baik dalam skala nasional maupun lokal.

Selain yang telah di uraikan diatas, tentu masih banyak hal yang perlu dilakukan para pemuda dalam mengisi kemerdekaan Indonesia, diantaranya sebagai berikut :

1.    Belajar dengan sungguh-sungguh.

Kalau dulu para pemjuang memperjuangkan bangsa ini dengan senjata bambu runcing, bedill dan alat perang lainnya. Maka anak muda sekarang dalam mengisi kemerdekaan dengan senjata buku dan alat tulis. Artinya dengan belajar sungguh-sungguh maka akan tercipta generasi Indonesia yang pintar dan cerdas dalam mengelola nergara ini.

2.    Menjaga dan Melestarikan kebudayaan indonesia.

Budaya apa saja yang telah diciptakan oleh bangsa Indonesia harus tetap kita jaga dan kita lestarikan, dengan tetap menampilkan seluruh budaya yang ada di setiap kegiatan-kegiatan yang diadakan.

3.    Melestarikan penciptaan yang telah di kreatifkan oleh bangsa indonesia.

Sebagai warga negara yang baik, harus cinta terhadap produk-produk yang dibuat atau diciptakan oleh negara ini sendiri. Karna dengan itulah kita bisa tetap mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

4.    Membuat penciptaan-penciptaan baru terhadap teknologi yang canggih.

Banyak pemuda-pemuda yang telah menciptakan hasil karya yang sangat luar biasa bagi bangsa ini. Disinilah peluang besar bagi para pemuda untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

5.    Menjaga kelestarian wilayah indonesia.

Segala kekayaan yang dimiliki indonesia harus kita jaga dengan seutuh-utuhnya. Jangan mau seluruh sumber daya alam kita di habisi secara liar oleh negara lain. Ini yang sekarang sangat ceroboh dari pemerintahan. Indonesia memiliki berbagai banyak sumber daya alam yang melimpah dari sabang dari merauke.

6.    Menjaga Keutuhan NKRI

Dalam rangka menjaga keutuhan NKRI adalah dengan menolak segala bentuk kegiatan yang mampu memecah belah bangsa ini. Terutama menolak ajakan ISIS.
Mengecam peristiwa Tolikara yang berbau sara. Untuk menjaga NKRI maka generasi muda harus memiliki sikap toleransi yang sempurna.

Demikianlah.